TCP/IP merupakan protokol resmi untuk
aplikasi internet sejak tahun 1983 hingga sekarang. Dalam Protokol
TCP/IP, setiap host yang terhubung ke internet harus memiliki IP
Address sebagai alat pengenal host pada network. IP Address harus
bersifat unik, tidak boleh ada satu IP Address yang sama dipakai oleh
dua host yang berbeda. Penggunaan IP Address di seluruh dunia
dikoordinasikan/dikelola oleh lembaga sentral internet yang dikenal dengan Internet Assigned Numbers Authority (IANA). IANA bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
Badan-badan yang mengawal IP dibawah IANA diantaranya adalah:1. APNIC (Asia Pacific Network Information Centre) – kawasan Asia/Pacific.
2. ARIN (American Registry for Internet Numbers) – kawasan Amerika Utara dan Afrika.
3. LACNIC (Regional Latin-American and Caribbean IP Address Registry) – kawasan Amerika Latin dan beberapa kepulauan Karibia.
4. RIPE NCC (Réseaux IP Européens) – kawasan Eropa, Asia tengah, and Afrika utara.
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan sampai saat ini. Namun karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, maka dikembangkan sistem baru (IPv6) yang menggunakan 128 bit untuk alamat dan dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Pengertian IP address
IP address merupakan singkatan dari
Internet Protokol (IP) Address. Seperti halnya suatu alamat rumah, IP
address merupakan suatu cara untuk mengetahui asal atau alamat suatu
komputer berupa sistem penomoran masing-masing komputer yang bersifat
unik.
Contoh IP Address
IP Addrees (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Dengan penentuan IP address, berarti memberikan identitas yang universal pada setiap interface komputer. Setiap komputer yang terhubung ke internet paling tidak harus memiliki IP address pada setiap interfacenya. Jika sebuah komputer mepunyai lebih dari satu interface, maka diberikan dua IP address kepada komputer pada masing-masing interface yang terpasang. Jadi sebuah IP address sebenarnya tidak merujuk pada sebuah komputer, tetapi pada interface yang terpasang pada komputer tersebut.
Sistem Pengalamatan IP
Sistem pengalamatan IP ini terbagi
menjadi dua, yaitu IP versi 4 (IPv4) dan IP versi 6 (IPv6). IP address
memiliki dua bagian, yaitu alamat jaringan (network address) dan alamat
komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan. Alamat jaringan
digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat sebuah komputer
lokal berada, sementara alamat komputer lokal digunakan untuk mengenali
sebuah komputer pada jaringan lokal.
Perbedaan IPv4 dan IPv6IP Service pada IPv4 dan IPv6
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan
Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan
di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati
hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di
seluruh dunia. Bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota
tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Struktur Pengalamatan IPv4
Pengalamatan IPv4 menggunakan 32 bit yang setiap bit dipisahkan dengan notasi titik.
Notasi pengalamatan IPv4 adalah sebagai berikut:XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
dimana setiap simbol X digantikan dengan kombinasi bit 0 dan 1.misalnya: 10000010.11001000.01000000.00000001 (dalam angka biner)
Cara penulisan lain agar mudah diingat adalah dengan bentuk 4 desimal yang dipisahkan dengan titik. Misal untuk alamat dengan kombinasi biner seperti diatas dapat dituliskan sebagai berikut: 130.200.127.254
Jenis-jenis Pengalamatan IP versi 4 (IPv4)
1. Alamat Unicast
Merupakan alamat IPv4 yang ditentukan
untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork
IP. Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host
TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi
dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan
(network identifier). Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C,
sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah
alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan
skema subnet mask.
2.Alamat BroadcastAlamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data “satu-untuk-semua”. Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan.
3.Alamat Multicast
Merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many, digunakan pada alamat kelas D dan E.
Kelas-kelas dalam IPv4
Kelas A
Bit pertama IP address kelas A adalah 0,
dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Byte pertama
IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A
terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16
juta host (255×255×255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan
dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan
pada gambar berikut:
• Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
• Bit pertama : 0
• Panjang NetID : 8 bit
• Panjang HostID : 24 bit
• Byte pertama : 0 – 127
• Jumlah Kelas : 128 (2 7) (0 dan 127 dicadangkan)
• Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
• Jumlah Host : 16.777.214 (2^24-2)IP pada setiap Kelas A
• Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar
Kelas B
Dua bit IP address kelas B selalu diset
10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID
adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga jika
ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID =
192.168 dan host ID = 26.161. IP address kelas B ini mempunyai range
IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255
network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65
ribu host.
• Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
• Bit pertama : 10
• Panjang NetID : 16 bit
• Panjang HostID : 16 bit
• Byte pertama : 128 – 191
• Jumlah Kelas : 16.384 (214)
• Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
• Jumlah Host : 65.534 (2^16-2)IP Address pada setiap Kelas B
• Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan
untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address
kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8
bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 host.
• Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
• Bit pertama : 110
• Panjang NetID : 24 bit
• Panjang HostID : 8 bit
• Byte pertama : 192 – 223
• Jumlah Kelas : 2.097.152 (221)
• Range IP : 192. 0 . 0 .xxx sampai 223.255.255.xxx
• Jumlah Host : 254 (28 - 2)IP Address pada setiap Kelas C
• Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Kelas D
IP address kelas D digunakan untuk
keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset
1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan
bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah
network ID dan host ID.
• Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. Mmmmmmm• Bit pertama : 1110 – 11110111
• Bit multicast : 28 bit
• Byte inisial : 224 – 239
• Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicast (RFC 1112)
Kelas E
IP address kelas E tidak diperuntukkan
untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111
sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
• Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. Rrrrrrrr• Bit pertama : 1111
• Bit cadangan : 28 bit
• Byte inisial : 240 – 255
• Deskripsi : Kelas E adalah kelas yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental (research).
Penggunaan alamat IP sekarang sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi karena alamat yang dibagi kedalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa mempedulikan kelas ini disebut juga dengan Classless Address.
Jenis-jenis Alamat IP
Jika ada sebuah intranet tidak yang
terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan. Jika koneksi
dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau
secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua
jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public
address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
1.Alamat PublikMerupakan IP yg digunakan untuk jaringan internet/keluar, biasanya diberikan oleh ISP, agar diketahui kemana data akan dikirimkan. Contoh IP publik : 210.123.123.123
2.Alamat Privat
IP Privat dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet. Misalnya jaringan komputer ATM.
Yang termasuk IP private adalah yang masuk dalam kelompok berikut :
10.0.0.1 s/d 10.255.255.254
172.16.0.1 s/d 172.31.255.254
192.168.0.1 s/d 192.168.255.254
Format Paket IPv4
Paket-paket data dalam protokol IP
dikirimkan dalam bentuk datagram. Sebuah datagram IP terdiri atas
header IP dan muatan IP (payload). Header IP menyediakan dukungan untuk
memetakan jaringan (routing), identifikasi muatan IP, ukuran header IP
dan datagram IP, dukungan fragmentasi, dan juga IP Options. Sedangkan
payload IP berisi informasi yang dikirimkan. Payload IP memiliki ukuran
bervariasi, berkisar dari 8 byte hingga 65515 byte.
Sebelum dikirimkan di dalam saluran jaringan, datagram IP akan
“dibungkus” (encapsulation) dengan header protokol lapisan antarmuka
jaringan dan trailer-nya, untuk membuat sebuah frame jaringan. Setiap
datagram terdiri dari beberapa field yang memiliki fungsi tersendiri dan
memiliki informasi yang berbeda-beda.IPv4 Packet Header
a. Version : menunjukkan versi IP dari
paket tersebut. Field sebesar 4-bit tersebut berisi 0100
mengindikasikan versi 4 (IPv4) atau 0110 mengindikasikan versi 6
(IPv6).
b. Internet Header Length : digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP.
c. Type of Service : field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
d. Total Length : merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya.
e. Identification : digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan di fragmentasi.
f. Flags : berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak.
- Bit 0 = reserved, diisi 0.
- Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi.
- Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi.
g. Fragment Offset : digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah.
h. Time to Live : digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram tersebut.
i. Protocol : digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP.
j. Header Checksum : field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan integritas terhadap header IP.
k. Source IP Address : mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagram IP tersebut.
l. Destination IP Address : mengandung alamat IP tujuan kemana datagram IP tersebut akan disampaikan.
Alamat IP versi 6b. Internet Header Length : digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP.
c. Type of Service : field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
d. Total Length : merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya.
e. Identification : digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan di fragmentasi.
f. Flags : berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak.
- Bit 0 = reserved, diisi 0.
- Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi.
- Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi.
g. Fragment Offset : digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah.
h. Time to Live : digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram tersebut.
i. Protocol : digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP.
j. Header Checksum : field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan integritas terhadap header IP.
k. Source IP Address : mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagram IP tersebut.
l. Destination IP Address : mengandung alamat IP tujuan kemana datagram IP tersebut akan disampaikan.
IPv6 Figure
Pada IPv6, panjang alamat terdiri dari
128 bit sedangkan IPv4 hanya 32 bit. IPv6 mampu menyediakan alamat
sebanyak 2^128 [2 pangkat 128] atau 3X10^38 alamat.
Struktur Pengalamatan IPv6Notasi alamat IPv6 adalah sebagai berikut:
X:X:X:X:X:X:X:X
Dalam bentuk biner ditulis sebagai berikut:
1111111001111000:0010001101000100:1011111001000001:1011110011011010:
0100000101000101:0000000000000000:0000000000000000:0011101000000000
Agar lebih mudah diingat setiap simbol X
digantikan dengan kombinasi 4 bilangan heksadesimal dipisahkan dengan
simbol titik dua [:].
Untuk contoh diatas dapat ditulis sbb : FE78:2344:BE43:BCDA:4145:0:0:3A
sistem pengalamatan IPv6 dapat disederhanakan jika terdapat berturut-turut beberapa angka “0″. Contohnya untuk notasi seperti diatas dapat ditulis:
FE78:2344:BE43:BCDA:4145:0:0:3A ——-> FE78:2344:BE43:BCDA:4145::3A
Jenis-jenis Pengalamatan IP versi 6 (IPv6)
Untuk contoh diatas dapat ditulis sbb : FE78:2344:BE43:BCDA:4145:0:0:3A
sistem pengalamatan IPv6 dapat disederhanakan jika terdapat berturut-turut beberapa angka “0″. Contohnya untuk notasi seperti diatas dapat ditulis:
FE78:2344:BE43:BCDA:4145:0:0:3A ——-> FE78:2344:BE43:BCDA:4145::3A
IPv6 menyediakan 3 jenis pengalamatan, yaitu: Unicast, Anycast dan Multicast.
A. UnicastAlamat yang menunjuk pada sebuah alamat antarmuka atau host, digunakan untuk komunikasi satu lawan satu.
Unicast dibagi lagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
- alamat link local adalah alamat yang digunakan di dalam satu link yaitu jaringan local yang saling tersambung dalam satu level.
- alamat Site local setara dengan alamat privat, yang dipakai terbatas di dalam satu site sehingga terbatas penggunaannya hanya didalam satu site sehingga tidak dapat digunakan untuk mengirimkan alamat diluar site ini.
- alamat global adalah alamat yang dipakai, misalnya untuk Internet Service Provider.
B. Anycast
Alamat yang menunjukkan beberapa interface (biasanya node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat ini akan dikirimkan ke salah satu alamat antarmuka yang paling dekat dengan router. Alamat anycast tidak mempunyai alokasi khusus, karena jika beberapa node/interface diberikan prefix yang sama maka alamat tersebut sudah merupakan alamat anycast.
C. Multicast
Alamat yang menunjukkan beberapa interface (biasanya untuk node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat ini maka akan dikirimkan ke semua interface yang ditunjukkan oleh alamat ini. Alamat multicast ini didesain untuk menggantikan alamat broadcast pada IPv4 yang banyak mengkonsumsi bandwidth.
Subnetting
Sebelum membahas tentang subnetting kita
akan membahas tentang cara menghitung IP address, dari contoh ini kita
juga akan mengetahui cara menghitung subnet mask.
Contoh cara menghitung untuk prefix lebih dari atau sama dengan 24 (/24):Case 1 : 192.168.10.30/26
1. 32 – 26 = 6
Angka 32 didapat dari total bit untuk IPV4, sedangkan 26 merupakan prefix pada soal diatas.
2. 26 = 64
Angka 2 merupakan angka default, sedangkan angka 6 merupakan hasil pengurangan yang didapat dari point no. 1.
3. Akan didapat net id = 0, 64, 128, 192
Kelipatan 64 ini didapat dari point no. 2.
4. Akan didapat broadcast id = 63, 127, 191, 255
Untuk broadcast pun sama, merujuk pada point no. 2, jadi menggunakan kelipatan 64.
5. 30 berada pada range 0 dan 63
Angka 0 didapat dari point no.3 sedangkan angka 63 didapat dari point no. 4.
6. Untuk subnet mask, cukup dengan 256 – 64 = 192
Angka 256 didapat dari jumlah maksimum tiap oktet, yaitu 28 = 256, sedangkan angka 64 merupakan angka yang didapat pada point no. 2.
7. Sehingga didapat
Network id = 192.168.10.0
Broadcast id = 192.168.10.63
Range ip = 192.168.10.1 – 192.168.10.62
Subnet mask = 255.255.255.192
Tentang Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut
efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan
organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi
dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian
network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari
bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network.
Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa
subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit
(subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan
struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4
segmen.Default Subnet Mask
Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000
Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000
Contoh Subnetting
Keterangan gambar:
• Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
• Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik
• Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan
• Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan
Contoh alamat tanpa subnetting dan dengan subnetting• Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
• Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik
• Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan
• Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan
Menentukan Kelompok Subnet
Sebagai contoh : IP address 130.200.0.0
(100000010.11001000.00000000.00000000) dengan default subnet mask
255.255.0.0 Untuk mempelajari subnetting sekarang misalnya kita ingin
memiliki 2 network ID dari IP address yang telah kita miliki. Untuk itu
kita Mask 2 bit dari host ID tersebut, maka sekarang kita memiliki
empat kombinasi 00, 01, 10, dan 11 tetapi karena 00 dan 11 semuanya 0
atau semua 1 yang menurut peraturan IP address tidak diizinkan, maka
tinggal 2 kombinasi 01 dan 10 saja yang bisa dipakai untuk subnet.
Sekarang perhatikan apa yang terjadi dengan default subnet mask
255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000 dimana 2 bit
teratas host ID diselubung (mask) untuk menjadi bagian dari network ID.
Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0Dengan demikian kita telah membuat dua network ID baru
10000010.11001000.01XXXXXX.XXXXXXXX
dan
10000010.11001000.10XXXXXX.XXXXXXXX
dengan subnet mask baru :
11111111.11111111.11000000.00000000 atau 255.255.192.0
dimana X adalah angka 0 atau 1 untuk membuat host ID yang memenuhi peraturan-peraturan IP address. Oleh sebab itu kelompok IP address dibawah ini tersedia untuk dua bit yang diselubung (mask).
Kelompok pertama adalah :
10000010.11001000.01000000.00000001 atau 130.200.64.1
sampai
10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.127.254
kelompok kedua adalah :
10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.128.1
sampai
10000010.11001000.10111111.11111110 atau 130.200.191.254
selain dengan menggunakan cara diatas untuk menentukan kelompok subnet, ada cara yang lebih singkat yang dapat kita lakukan, sebagai berikut :
Misalnya kita menggunakan kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.221.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. Hitung dengan rumus 256-224 = 32. Maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 32, 64, 128, 160, dan 192.
Dengan demikian kelompok IP adess yang dapat dipakai adalah :
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Disamping penulisan IP address yang umum, dikenal pula penulisan IP address dengan notasi yang lebih singkat seperti dibawah ini :
IP address 130.200.10.1 dengan subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 130.200.10.1/16 Angka 16 dibelakang garis miring menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu
11111111.11111111.00000000.00000000
Notasi penulisan singkat ini juga berlaku untuk IP address yang menggunakan metode subneting seperti contoh dibawah ini :
IP address 172.16.10.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 172.16.10.1/24. Angka 24 dibelakang garis miring menandakan bahwa 24 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu
1111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0
Dari penjelasan dan contoh diatas, kita telah mempelajari bahwa dengan subnetting, Kita dapat menyelubung dua atau lebih bit-bit host ID selama masih tersedia bit yang dapat diselubung. Semakin banyak bit yang diselubung, semakin banyak pula network ID yang dapat kita buat. Namun demikian jumlah host ID-nya akan berkurang seperti pada tabel berikut ini.
Menghitung Jumlah Subnet dan Host
• Jumlah subnet = 2n-2
– n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask
• Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host dalam setiap subnet
• Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
• Host address yang sudah direserve : “0” semua (network ID) dan “1” semua (broadcast address)
Contoh– n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask
• Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host dalam setiap subnet
• Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
• Host address yang sudah direserve : “0” semua (network ID) dan “1” semua (broadcast address)
10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address
11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask
Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask.
Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host
- Host addres yang dapat di-assign pada setiap subnet adalah yang berada di antara subnet address dan broadcast address
10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address
10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address
Masing-masing subnet adalah :
- 10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0)
- 10001100.10110011. 01000000.00000000 : subnet 2 (140.179.64.0)
- 10001100.10110011. 01100000.00000000 : subnet 3 (140.179.96.0)
- 10001100.10110011. 10000000.00000000 : subnet 4 (140.179.128.0)
- 10001100.10110011. 10100000.00000000 : subnet 5 (140.179.160.0)
- 10001100.10110011. 11000000.00000000 : subnet 6 (140.179.192.0)
- 10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua)
- 10001100.10110011. 11100000.00000000 : dilarang (net id 1 semua)
Jumlah total host yang mungkin adalah 6×8190 = 49140
Credits:
http://dinikirana.blogdetik.com/2012/03/23/ip-address-subnetting/
http://anekasoftwaredownload.blogspot.co…
http://dhableg.blogspot.com/2011/10/peng…
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?…
http://elearning.amikom.ac.id/
http://gap.web.id/2011/03/pengertian-ip-…
http://icehealer.wordpress.com/tag/penge…
http://id.answers.yahoo.com/question/ind…
http://ilmuti.com/2011/12/03/pengertian-…
http://jaringankomputer.comyr.com/ip-add…
http://mugi.or.id
http://nurmanto.com/pengertian-ip-addres…
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/…
http://pekoktenan.wordpress.com/2009/03/…
http://r3dluv.net78.net/?p=35
http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil…
http://teknikinformatika-esti.blogspot.c…
http://www.giest.org/network/dasar-tcp-i…
http://www.wikanpribadi.com/belajar-dan-…
http://www.youtube.com/
http://yuseroneone.blogspot.com/2011/01/…
telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/ET5044/0405/5.ppt
Google Images
Tidak ada komentar:
Posting Komentar